Pohon kecil itu tumbuh di atap rumah tempat saya kost. Sebagai info, kamar saya berada di lantai 2, jadi atap rumah kost saya dapat terlihat. Tak peduli bagaimanapun kondisi cuacanya, pohon itu tetap dapat terus hidup. Sempat meranggas, karena kondisi cuaca di Surabaya yang sedemikian panasnya. Sempat kehilangan batang dan daun daun nya , karena badai bila hujan deras datang. Namun pohon itu dapat terus dan terus hidup, dengan berbagai keterbatasan yang dimilikinya.
Setelah saya surfing di berbagai website, saya menemukan fakta yang cukup menarik, yang dapat kita ambil hikmahnya dari pohon yang biasa kita temukan ini.
Pohon ini termasuk Perdu, atau pohon kecil, tinggi sampai 12 m, meski biasanya hanya 3-6 m saja. Selalu hijau dan terus menerus berbunga dan berbuah sepanjang tahun.
Pohon ini tergolong liar, tumbuh sekenanya di pinggiran jalan, di tepi sungai yang tidak terurus atau di tempat tempat yang biasanya kering berkepanjangan.
---------------*****---------------
Kita dapat mengambil hikmah dari ini, yang diajarkan oleh alam secara halus kepada kita. Tapi tergantung, kita mau menerima dan peka terhadap ini semua, atau cuek dan melenggang dengan segala kesibukan dunia kita.
Pohon kersen yang kecil pun dapat mengajarkan sesuatu kepada kita. Teruslah hidup kawan, walau apapun yang terjadi , berpikirlah kalau kita bisa. Kita lalui semua dengan semangat tanpa gentar. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang kita miliki, janganlah kita gunakan sebagai alasan untuk tidak survive dalam dunia ini. Contohlah pohon ini, hanya berbekal sepetak kecil atap yang berair, ia dapat terus dan terus hidup, bagaimanapun kondisinya.
Darimanapun asalmu , jadilah orang yang baik, selalu dermawan kepada sesama. Biarpun pohon ini liar, tumbuh sekenanya dari tepian jalan , namun setelah besar nanti, pohon ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Seperti yang ditulis Peri Umar Farouk dalam salah satu ceritanya yang berjudul "Pohon Kersen Ayah"
"Ayah ingin seperti pohon ini. Tidak terlalu tinggi, tidak terlalu besar, tetapi teduh. Ia melindungi bumi dari energi yang berlebihan. Walaupun ia kadang-kadang menggugurkan daunnya secara sembarang. Namun itulah kenakalan makhluk hidup yang wajar."
"Ayah mencintai pohon ini!" lanjut ayah. "Karena penciptaannya menghadirkan kebesaran yang tidak angkuh. Coba kita rasakan! Ia melindungi kita dari panas dan silaunya matahari." Ayah jongkok di atas kakinya yang telanjang. Lalu tangannya diusapkan pada tanah. "Ia mampu mendinginkan bumi sedingin ini."
Potongan cerita diatas merupakan bagian yang saya sukai. Didalamnya diajarkan filosofi yang terasa dekat sekali dengan kita.
Penulis pun masih berusaha menjadi seseorang yang dapat bermanfaat, minimal untuk sekitarnya dulu. Penulis pun juga masih belum 100% mengamalkan apa yang ditulis diatas. Namun sekiranya, dengan terbesitnya fikiran sperti ini, dapat menjadikan saya, dan pembaca untuk terus berbenah diri, kearah yang lebih baik lagi.
---------------*****---------------
فَإِذَاقُضِيَتِالصَّلَاةُفَانتَشِرُوافِيالْأَرْضِوَابْتَغُوامِن فَضْلِ اللَّهِوَاذْكُرُوااللَّهَكَثِيرًالَّعَلَّكُمْتُفْلِحُونَ
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” [QS 62: 10]
Wassalam