Minggu, 04 Desember 2011

B-Cak 2009

Sesuai dengan judul, kali ini saya mau bercerita tentang keluarga saya .

Ya, keluarga, begitulah saya menganggap mereka, teman2ku satu kelas D3 Telkom B .

---------------*****---------------

Keluargaku satu ini keren, gokil, dan apa adanya. Mereka semua pengertian, walaupun tidak ada hubungan darah, sepertinya layaknya saudara sungguhan, namun mereka HEBAT .

Tiada hari tanpa mereka. Saat dikampus, mereka selalu ada sampai di penghujung hari. Saat liburan, merekapun tetap selalu ada, berkeliaran di jejaring sosial macam Facebook. Dan karena merekalah, saya selalu merasa 'ramai'

Kalo mau bercerita, sebenarnya tak ada habisnya menceritakan sodara2ku yg gokil ini. Mereka selalu lekat. Bahkan rasanya aneh jika sehari saja tidak bertemu dengan mereka. Bolehlah anda berkata saya aneh, atau lebay, tapi memang beginilah yang saya rasakan . . .

Ada aja yang menjadi topik pembicaraan kala dikampus atau di FB. Selalu ada tawa dan canda yang tersalip di tiap topik yang diangkat.

Mulai dari si Zaki, salah satu teman saya yang hobi 'menyesatkan' alur pembicaraan, membolak balikkan kata dan fakta. Unforgetable moment, nyolder dikosan dia kena semprot dari pak kostny gara2 anak2 keterlaluan rame nya :D )

Sigit, sang ahli counter pembicaraan (sulit menang debat kalo dengan anak satu ini :D ) . Dialah yang menjadi poros kegiatan. Ndak knek ndak wes :D . Salah satu jenis teman yang sangat2 bisa diandalkan.

Vano sang 'good listener' (bahkan kami sering curiga, apakah dengan semua ke-innocent-nya, dia mendengar apa yg kami bicarakan). Sang pencerah kalo kami semua diributkan dengan masalah 'siapa yang harus mengeluarkan motor' (roda 4 berbicara disini :3 )

Angga, sang skak mat (parah dah, ujung2nya pasti berkutat dengan filosofi nya "Yowes lho, aku yang ini, kamu yang ini" ) . Salah satu tipikal teman yang sangat saya suka. Bagaimana tidak, tiap senin pagi pasti bawa 'sesuatu' , entah itu jajanan, nasgor, atau apapun yg jadi pengganjal perut :D

Indra, rekan satu kota saya yang malah terdapat banyak perbedaan diantara kita. Salah satu dalam lingkaran setan antara saya sendiri - zaki - dan anak satu ini. Bener2 dah . . .

Irul, a.k.a choirul, a.k.a khoirul, a.k.a qoirul (tinggal milih, mau sesuai SIM, KTP, atau ijazah? , hehe) . Konon, karena tak mau ambil pusing, banyak dari kami memanggilnya iyunk, atau pak kom *kalo dari sisi cewek :D . Salah satu pemegang rekor anak dengan rumah terjauh. Namun dia selalu tidak mau ketinggalan acara. Walau acara kluar barengnya malem, tetep wae budaall *sangarr. Oh ya, irul juga yang pertama dari anak kelas yang nginep secara sparta dikostku. (3 hari 2 malam boo, tanpa mandi, dll gara2 penugasan mading awal2 maba dlu)

Advin, sang cyborg. Otot kawat, balung wesi. Anak dengan daya tahan luar biasa. Easy going dan [hampir] tahu segalanya. Punya rumah di daerah Klampis, pusat peradaban *begitu kami menyebutnya . .
Konon, semua available di Klampis . Mau apa? cetak foto? beli kertas warna buat buku KP? ngelas wajan? beli triplek?? kue ultah??? ada semuaa!!

Sirojuddin, alias Siro. Sang pemberi hadist, haha. Salah satu pemegang rekor dengan rumah paling jauh dari kampus. Pernah kami mencoba ke rumahnya, dan ternyata, memang JAUH ! sampe nyasar ke tempat yang nda2 :D

David, salah satu teman yang mengenalkan aku dengan Surabaya. Teman yang enak diajak keluar kemana mana *kalah dah guide2 resmi
Salah satu pensuplai terbesar barang2 dikosan, mulai dari selimut, pajangan, sarung bantal, jaket, dll. *kiro mbalik ndak yohh?? haha

Duo cong, yakni Abdi sama Fery. Dua anak mistis yang sering hanyut dalam dunianya sendiri. Namun mereka cukup enak diajak ngobrol, dan easy going pula. Diajak kemana mana ikut, dan no Ngenyang. Madura punya dengan segala keindahan pantainya . .

dari deretan temenku laki, ini yang paling spesial. ya, Aditya idola dimana mana. Mengapa saya katakan spesial?? karena dia mempunyai pendirian yang kokoh. Pendirian yang sangat sulit untuk ditembus, dengan cara apapun. Prinsip nya untuk tidak ikut jalan2 dengan anak2 sungguh membuat saya kagum, dan sekaligus bertanya tanya. Seolah olah, dia mempunyai dunia-nya sendiri (dimana benar2 sndri) , dengan sejuta kenikmatan didalamnya. Penggemar berat film dan masakan kantin ini memang jarang kelihatan keluar bareng kita, tapi yahh, dia tetap salah satu rekan yang asyik diajak bertukar pikiran.

---------------*****---------------

dan itulah sederetan saudara2 terbaikku. Belum semuanya seh, karena masih ada cewe2 dikelas yang belum aku masukin cerita, hehe *mungkin karena gag terlalu sering bareng ma mereka kali yakk . . tapi bisa deh, kapan2 :)

really guys, you all is the best

insya Allah bersambung . .

Sabtu, 03 Desember 2011

Berikan, dan Lupakan !

Suatu malam hujan turun dengan lebat diiringi angin kencang dan petir yang menyambar-nyambar. Malam itu telepon berdering di rumah seorang dokter. ''Istri saya sakit,'' terdengar suara minta pertolongan. ''Dia sangat membutuhkan dokter segera. Si dokter menjawab, ''Dapatkah bapak menjemput saya sekarang ? Mobil saya sedang masuk bengkel.'' Mendengar jawaban itu, lelaki tersebut menjadi berang. ''Apa ?!'' katanya dengan marah. ''Saya harus pergi menjemput dokter pada malam yang berhujan lebat seperti ini?''

---------------*****---------------

Coba Anda renungkan cerita inspiratif diatas. Kita senantiasa meminta sesuatu kepada orang lain. Sayangnya, kita seringkali lupa untuk memberi. Kita tak sadar bahwa apapun yang kita berikan sebenarnya adalah untuk diri kita sendiri, bukan untuk siapa-siapa. Di dunia ini tak ada yang gratis. Segala sesuatu ada harganya. Seperti halnya membeli barang, Anda harus memberi terlebih dahulu sebelum meminta barang tersebut. Kalau Anda seorang penjual, Anda pun harus memberikan pelayanan dan menciptakan produk sebelum meminta imbalan jasa Anda. Inilah konsep ''memberi sebelum meminta'' yang sayangnya sering kita lupakan dalam kehidupan sehari-hari.

Padahal ''memberi sebelum meminta'' adalah sebuah hukum alam. Kalau Anda ingin anak Anda mendengarkan apa yang Anda katakan, Andalah yang harus memulai dengan mendengarkan keluh kesah mereka. Kalau Anda ingin karyawan atau bawahan Anda bekerja dengan giat, Andalah yang harus memulai dengan memberikan perhatian, dan lingkungan kerja yang kondusif. Kalau Anda ingin disenangi dalam pergaulan, Anda harus memulainya dengan memberikan bantuan dan keperdulian kepada orang lain.

Orang yang tak mau memberi adalah mereka yang senantiasa dihantui perasaan takut miskin. Inilah orang-orang yang ''miskin'' dalam arti yang sesungguhnya. Padahal, di dunia ini berlaku hukum kekekalan energi. Kalau Anda memberikan energi positif kepada dunia, energi itu tak akan hilang. Ia pasti kembali kepada Anda.



Persoalannya, banyak orang mengharapkan imbalan perbuatan baiknya langsung dari orang yang ditolongnya. Ini suatu kesalahan. Dengan melakukan hal itu, Anda justru membuat bantuan tersebut menjadi tak bernilai. Anda mempraktikkan manajemen ''Ada Udang Di Balik Batu.'' Anda tak ikhlas dan tak tulus. Ini pasti segera dapat dirasakan oleh orang yang menerima pemberian Anda. Jadi, alih-alih menciptakan kepercayaan pemberian Anda malah akan menghasilkan kecurigaan.

Agar dapat efektif, Anda harus berperilaku seperti sang surya yang memberi tanpa mengharapkan imbalannya. Untuk itu tak cukup memberikan harta saja, Anda juga harus memberikan diri Anda, dari hati Anda yang paling dalam. Jangan pernah memikirkan imbalannya. Anda hanya perlu percaya bahwa apapun yang Anda berikan suatu ketika pasti kembali kepada Anda. Ini merupakan suatu keniscayaan, suatu hukum alam yang sejati.

Sebetulnya semua orang di dunia ini senantiasa memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Namun, kita dapat membedakannya menjadi dua tipe orang. Orang pertama kita sebut sebagai orang yang egois. Merekalah orang yang selalu meminta tetapi tak pernah memberikan apapun untuk orang lain. Orang ini pasti dibenci dimana pun-ia berada.

Jenis orang kedua adalah orang yang juga mementingkan diri sendiri, tetapi dengan cara mementingkan orang lain. Mereka membuat orang lain bahagia agar mereka sendiri menjadi bahagia. Ini sebenarnya juga konsep mementingkan diri sendiri tetapi sudah diperhalus. Kalau Anda selalu memberikan perhatian dan bantuan kepada orang lain, banyak orang yang akan menghormati dan membantu Anda. Kalau demikian, Anda sebenarnya sedang berbuat baik pada diri Anda sendiri.

Bagaimana kalau Anda membaktikan diri Anda untuk menolong anak-anak terlantar dan orang-orang miskin ? Ini pun sebenarnya adalah tindakan ''mementingkan diri sendiri dengan cara mementingkan orang lain.'' Anda mungkin tak setuju dan mengatakan, ''Bukankah saya tidak mendapatkan apa-apa. Saya kan bekerja dengan sukarela" .Memang benar, Anda tidak mendapatkan apa-apa secara materi, tetapi apakah Anda sama sekali tidak mendapatkan apa-apa? Jangan salah, Anda tetap akan mendapatkan sesuatu yaitu kepuasan batin. Kepuasan batin inilah yang Anda cari. Anda membantu orang lain supaya mendapatkan hal ini.

Jadi, apapun yang kita lakukan di dunia ini semuanya adalah untuk kepentingan kita sendiri. Orang-orang yang egois sama sekali tak memahami hal ini. Mereka tak sadar bahwa mereka sedang merusak diri mereka sendiri.

Sementara orang-orang yang baik budinya sadar bahwa kesuksesan dan kebahagiaan baru dapat dicapai kalau kita membuat orang lain senang, menang, dan bahagia. Hanya dengan cara itulah kita akan dapat menikmati kemenangan kita dalam jangka panjang. Inilah hukum Menang-Menang (win-win) yang berlaku dimana saja, kapan saja dan untuk siapa saja.


sumber : kaskus.us